Rabu, 28 Mei 2008

Kritik Besar Untuk Kebijakan Menaikkan Harga BBM





Kritik Besar Untuk Kebijakan Menaikkan Harga BBM

Oleh: Muqoffa mahyuddin

Tanggal 23 Mei 2008 pukul 00.00 WIB Pemerintah menaikkan BBM. Sebuah langkah yang sudah dapat diprediksikan sebelumnya setelah melihat merambatnya dengan cepat harga minyak dunia perbarel mulai dari 60 dolar menjadi 100 US dolar dan sekarang ketika tulisan ditulis sudah mencapai 133 US dolar perbarel. Mengapa menaikkan harga sebagai pilihan utama, bukannya pilihan terakhir. Kelihatan sekali kebijakan tersebut tidak didasarkan pergerakan ekonomi berebasis riil, akan tetapi berdasarkan kebijakan pergerakan ekonomi sektor keuangan saja. Bagaimana bisa menyelamatkan anggaran dengan tidak berfikir panjang tentang perkembangan dan bertahan hidupnya sektor perekonomian riil di Indonesia. Ketika melihat catatan perkembangan pergerakan sektor riil di Indonesia di webset manapun terlihat memang tidak ada perkembangan positif yang siknifikan sama sekali. Berbicara Undang-undang dan konstitusi tentang UU No. 5 tahun 60 dapat dibaca bahwa kekayaan hasil bumi udara dan lautan dikuasai oleh negara dapat diinterpretasikan dengan; 1. mengatur, 2. mendayagunakan, dan 3. mengalokasikan. Akan tetapi yang diambil adalah menjadikan kita sebagai anak bangsa menjadi kuli di rumah sendiri bukannya pemilik usaha di rumah sendiri dan mndidik kita jadi pemintamnta bantuan. Ini adalah pendidikan penurunan caracter building yang sangat serius sekali.

Kesalahan bijakan tahun 80-an ketika Indonesia booming minyak adalah, 1. membuat bisnis aneh, 2. tidak berbasis untuk negara 3. Tidak membangun infastruktur perkembangan ekonomi yang kuat, malah berbasis impor. Petronas dari Malaysia yang belajar dari Indonesia tentang perminyakan dengan Pertamina, sekarang malah justru melejit mengungguli Indonesia.

Bagaimana langkah tepat bagi generasi muda dalam menghadapi persaingan dan pertempuran persaingan global ini? Pilihan mahasiswa di Indonesia dalam membangaun bangsa ini adalah; genitor, operator, manager, leader, dan fighter. Mahasiswa jangan hanya menjadi employe skill, pilih life skill, tidak boleh employe skill; kalau tidak jadi leader dan manager ya harus memilih fighter. Bagaimana Bantuan Langsung Tunai (BLT) ini, apakah sangat membantu?. Bagi Orang miskin memang kelihatan sekali membantu, akan tetapi hanya dalam jangka pendek dan sangat tidak siknifikan dengan perkembangan kebutuhan hidup jangka panjang. Ketika kebutuhan hidup paling minim seratus dua puluh ribu perbulan, dan diberi subsidi seratus ribu perbulan, orang miskin akan terasa sangat terbantu, tetapi hanya dalam jangka pendek saja membantu dan tidak koheren dengan kebutuhan hidup jangka panjang? Logika yang diambil apakah sudah sangat tepat?. Bagaimana kriteria orang miskin; kesulitan akses; kesulitan mengaktualisasi diri (sehingga tidak bisa demonstrasi karena untuk makan saja sangat sulit, kesulitan memenuhi kebutuhan kalori (pangan) /pendapatan, kesulitan akses tempat tinggal, kesulitan akses kesehatan, kesulitan akses pinjaman (bank/lembaga keuangan)

Bagaimana menyelesaikan masalah yang sangat pelik ini?. Pemerintah harus membauat kesepakatan baru dengan perusahaan asing yang datang ke Indonesia, buatlah perjanjian baru dengan meminta keuntungan yang lebih besar kepada pengusaha asing, sehingga dapat membuat keuntungan lebih, sehingga dengan memberi subsisidi BBM kepada Indonesia (contoh besar adalah venezuela yang mampu membuat harga BBM hanya 360 rupiah saja setelah melakukan negoisasi ulang sehingga memperoleh keuntungan 4 kali lipat sehingga mampu mensubsidi rakyat menjadi hanya 360 rupiah perliter disaat gejolak harga minyak dunia mencapai 125 USD perbarel. Apakah langkah tersebut realistis untuk Indonesia? Seandainya pemimpin oposan menggerakkan dengan pemimpin kultural dan komunal, maka akan terjadi caos yang tidak sama sekali diingankan.